Ikatan
adalah gaya-gaya yang mengikat atom-atom dalam molekul. Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau
antar molekul dengan cara sebagai berikut :
Atom yang satu melepaskan elektron, sedangkan atom yang
lain menerima elektron (serah terima elektron)
Penggunaan bersama pasangan elektron yang
berasal dari masing-masing atom yang berikatan
Penggunaan bersama pasangan elektron yang
berasal dari salah satu atom yang berikatan
Sebuah
ikatan dikatakan ikatan kimia apabila antar reaksi atom melibatkan pelepasan
energi lebih dari 42 kJ per mol atom.
Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah agar terjadi
pencapaian kestabilan suatu unsur. Elektron yang berperan pada pembentukan
ikatan kimia adalah elektron valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat. Salah
satu petunjuk dalam pembentukan ikatan kimia adalah adanya satu
golongan unsur yang stabil yaitu golongan VIII A
atau golongan 18 (gas mulia). Maka dari itu, dalam pembentukan ikatan kimia, atom-atom
akan membentuk konfigurasi elektron seperti pada unsur gas mulia. Unsur gas
mulia mempunyai elektron valensi sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet, yaitu atom
Helium). Kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi elektronnya
sama seperti gas mulia terdekat dikenal dengan istilah Aturan Oktet.
Periode
|
Unsur
|
Nomor Atom
|
K
|
L
|
M
|
N
|
O
|
P
|
1
|
He
|
2
|
2
|
|
|
|
|
|
2
|
Ne
|
10
|
2
|
8
|
|
|
|
|
3
|
Ar
|
18
|
2
|
8
|
8
|
|
|
|
4
|
Kr
|
36
|
2
|
8
|
18
|
8
|
|
|
5
|
Xe
|
54
|
2
|
8
|
18
|
18
|
8
|
|
6
|
Rn
|
86
|
2
|
8
|
18
|
32
|
18
|
8
|
Berdasarkan perubahan konfigurasi elektron yang terjadi
pada pembentukan ikatan, maka ikatan kimia dibedakan menjadi :
1.
Ikatan Ion (Elektrovalen)
Terjadi jika atom unsur yang memiliki energi ionisasi
kecil/rendah melepaskan elektron valensinya (membentuk kation) dan atom unsur
lain yang mempunyai afinitas elektron besar/tinggi menangkap/menerima elektron
tersebut (membentuk anion).
Kedua ion tersebut kemudian saling berikatan dengan gaya
elektrostatis (sesuai hukum Coulomb).
Unsur yang cenderung melepaskan elektron adalah unsur
logam sedangkan unsur yang cenderung menerima elektron adalah unsur non logam.
Contoh : senyawa MgCl2, AlF3
dan MgO
Senyawa yang mempunyai ikatan ion antara lain
:
Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan
halogen (VIIA)
Contoh : NaF, KI, CsF
Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan
oksigen (VIA)
Contoh : Na2S, Rb2S,Na2O
Golongan alkali tanah (IIA) dengan golongan oksigen (VIA)
Contoh : CaO, BaO, MgS
Sifat umum senyawa ionik :
Titik didih dan titik lelehnya tinggi
Keras, tetapi mudah patah
Penghantar panas yang baik
Lelehan maupun larutannya dapat menghantarkan listrik
(elektrolit)
Larut dalam air
Tidak larut dalam pelarut/senyawa organik (misal :
alkohol, eter, benzena)
2.
Ikatan Kovalen
Adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan
elektron secara bersama oleh 2 atom yang berikatan.
Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah 1 atom
yang akan berikatan untuk melepaskan elektron (terjadi pada atom-atom non
logam).
Ikatan kovalen terbentuk dari atom-atom unsur yang
memiliki afinitas elektron tinggi serta beda keelektronegatifannya lebih kecil
dibandingkan ikatan ion.
Atom non logam cenderung untuk menerima elektron sehingga
jika tiap-tiap atom non logam berikatan maka ikatan yang terbentuk dapat
dilakukan dengan cara mempersekutukan elektronnya dan akhirnya terbentuk
pasangan elektron yang dipakai secara bersama.
Pembentukan ikatan kovalen dengan cara pemakaian bersama
pasangan elektron tersebut harus sesuai dengan konfigurasi elektron pada unsur
gas mulia yaitu 8 elektron (kecuali He berjumlah 2 elektron).
Ada 3 jenis ikatan kovalen :
ü
Ikatan Kovalen Tunggal
Contoh 1 :
Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom H membentuk
molekul H2
Ke-2 atom H yang berikatan memerlukan 1 elektron tambahan
agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil (sesuai dengan konfigurasi
elektron He).
Untuk itu, ke-2 atom H saling meminjamkan 1 elektronnya
sehingga terdapat sepasang elektron yang dipakai bersama.
Contoh 2 :
v
Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom F membentuk
molekul HF
v
Atom H memiliki 1 elektron valensi sedangkan atom F
memiliki 7 elektron valensi.
v
Agar atom H dan F memiliki konfigurasi elektron yang
stabil, maka atom H dan atom F masing-masing memerlukan 1 elektron tambahan
(sesuai dengan konfigurasi elektron He dan Ne).
v
Jadi, atom H dan F masing-masing meminjamkan 1
elektronnya untuk dipakai bersama.
ü
Ikatan Kovalen Rangkap Dua
Contoh :
Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk
molekul O2
Atom O memiliki 6 elektron valensi, maka agar diperoleh
konfigurasi elektron yang stabil tiap-tiap atom O memerlukan tambahan elektron
sebanyak 2.
Ke-2 atom O saling meminjamkan 2 elektronnya, sehingga
ke-2 atom O tersebut akan menggunakan 2 pasang elektron secara bersama.
ü
Ikatan Kovalen Rangkap Tiga
Contoh 1:
Ikatan yang terjadi antara atom N dengan N membentuk
molekul N2
Atom N memiliki 5 elektron valensi, maka agar diperoleh
konfigurasi elektron yang stabil tiap-tiap atom N memerlukan tambahan elektron
sebanyak 3.
Ke-2 atom N saling meminjamkan 3 elektronnya, sehingga
ke-2 atom N tersebut akan menggunakan 3 pasang elektron secara bersama.
Contoh 2:
Ikatan antara atom C dengan C dalam etuna (asetilena, C2H2).
Atom C mempunyai 4 elektron valensi sedangkan atom H
mempunyai 1 elektron.
Atom C memasangkan 4 elektron valensinya, masing-masing 1
pada atom H dan 3 pada atom C lainnya.
Perbedaan antara
Senyawa Ion dengan Senyawa Kovalen
No
|
Sifat
|
Senyawa Ion
|
Senyawa Kovalen
|
1
|
Titik didih
|
Tinggi
|
Rendah
|
2
|
Titik leleh
|
Tinggi
|
Rendah
|
3
|
Wujud
|
Padat pada suhu kamar
|
Padat,cair,gas pada suhu kamar
|
4
|
Daya hantar listrik
|
Padat = isolator
Lelehan = konduktor
Larutan = konduktor
|
Padat = isolator
Lelehan = isolator
Larutan = ada yang konduktor
|
5
|
Kelarutan dalam air
|
Umumnya larut
|
Umumnya tidak larut
|
6
|
Kelarutan dalam trikloroetana (CHCl3)
|
Tidak larut
|
Larut
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar