Sejak dahulu
orang sudah mencoba untuk mengidentifikasi sifat larutan dengan berbagai cara
dari yang sangat sederhana, hingga menggunakan alat khusus. Cara yang baik
adalah menguji larutan tersebut dengan suatu indikator (Syukri, 1999:387). Menurut
Oxtobi, D. W. dkk (1998) indikator
adalah zat warna larut yang perubahan
warnanya tampak jelas dalam rentang pH yang sempit. Jenis indikator yang khas adalah asam organik
yang lemah yang mempunyai warna berbeda dari basa konjugasinya. Lakmus berubah
dari merah menjadi biru bila bentuk asamnya diubah menjadi basa.Indikator yang baik mempunyai intensitas
warna sedemikian rupa sehingga hanya beberapa tetes larutan indikator encer yang harus ditambahkan ke
dalam larutan yang sedang diuji. Konsentrasi molekul indikator yang sangat rendah hampir tidak
berpengaruh terhadap pH larutan. Perubahan warna indikator mencerminkan pengaruh asam dan
basa lainnya yang terdapat dalam larutan.
Untuk mengetahui
suatu larutan bersifat asam, basa, dan netral dapat dilakukan dengan tiga cara
yaitu:
1. Identifikasi larutan dengan kertas lakmus
Sebenarnya,
untuk mengetahui asam atau basanya suatu zat dapat dicicipi dengan menggunakan
lidah. Akan tetapi, perlu kita ingat juga bahwa tidak semua zat aman bagi tubuh
kita.
Berdasarkan
hal tersebut di atas, maka untuk keperluan eksperimen, para ilmuan menciptakan
lakmus. Lakmus adalah sejenis zat yang di peroleh dari jenis lumut kerak/liken
(Rocella tinctoria), suatu simbiosis jamur dan alga. Lakmus yang banyak
digunakan dalam laboratorium-laboratorium kimia sekarang ini tersedia dalam
bentuk kertas. Sebagai indikator asam-basa, lakmus memiliki beberapa kelebihan
antara lain adalah sebagai berikut.
·
Lakmus dapat berubah
warnanya dengan cepat saat bereaksi dengan asam maupun basa. Warna yang terjadi
pada lakmus dapat terlihat jelas. Lakmus akan berwarna merah dalam larutan asam
dan akan berwarna biru dalam larutan basa.
·
Lakmus sukar bereaksi
dengan oksigen dalam udara bebas, sehingga dapat bertahan lama.
·
Lakmus mudah di serap
oleh kertas, sehingga di gunakan dalam bentuk kertas lakmus (agar zat lebih
mudah meresap)
Kertas lakmus
jenisnya ada dua, yaitu kertas lakmus merah & kertas lakmus biru.
·
Kertas
lakmus warna biru. Di dalam larutan asam, warna kertas berubah menjadi merah,
sedangkan di dalam larutan netral atau basa, warna kertas tidak berubah (tetap
biru)
·
Kertas
lakmus warna merah. Di dalam larutan basa, warna kertas berubah menjadi biru,
sedangkan di dalam larutan netral atau asam, warna kertas tidak berubah (tetap
merah) (Johari, J, M, C, dan Rachmawati, M, 2004:162).
2. Identifikasi larutan dengan larutan indikator
Untuk
mengidentifikasi sifat asam basa larutan, selain menggunakan kertas lakmus kita
juga dapat menggunakan larutan yang berfungsi sebagai larutan indikator. Larutan
indikator adalah larutan kimia yang akan berubah warna dalam lingkungan
tertentu. Karena sifatnya yang berubah inilah. Larutan indikator dapat
digunakan sebagai alat identifikasi larutan asam dan basa.
Identifikasi larutan di laboratorium dapat
menggunakan empat jenis larutan indikator, yaitu larutan fenolftalein, metil
merah, metil jingga, dan bromtimol biru. Larutan indikator ini tidak seperti
indikator lakmus yang mudah penggunaannya. Warna-warna yang terjadi pada
larutan indikator jika dimasukkan ke dalam larutan asam dan basa, agak sulit
diingat. Sebagai contoh larutan fenolftalein. Pada lingkungan asam, larutan
fenolftalein tidak berwarna, di lingkungan basa berwarna merah, sedangkan di
lingkungan netral tidak berwarna. Berarti, untuk membedakan apakah suatu
larutan bersifat asam atau netral, tidak cukup hanya dengan menggunakan larutan
fenolftalein.
Larutan metil merah dapat membedakan
antara larutan asam dengan larutan netral. Larutan asam yang ditetesi metil
merah akan tetap berwarna merah, sedangkan larutan netral berwarna kuning. Akan
tetapi, metil merah juga menyebabkan larutan basa berwarna kuning. Berarti,
untuk mengetahui apakah suatu larutan bersifat basa atau netral kita tidak
dapat menggunakan metil merah.
Berbagai jenis Indikator
Indikator
|
Trayek pH
|
Perubahan warna
(dari pH rendah ke pH tinggi)
|
Metil hijau
|
0.2 - 1.8
|
Kuning – biru
|
Timol hijau
|
1.2 - 2.8
|
Kuning – biru
|
Metil jingga
|
3.2 - 4.4
|
Merah – kuning
|
Metil merah
|
4.0 - 5.8
|
Tidak berwarna – merah
|
Metil ungu
|
4.8 - 5.4
|
Ungu – hijau
|
Bromokresol ungu
|
5.2 - 6.8
|
Kuning – ungu
|
Bromotimol biru
|
6.0 - 7.6
|
Kuning – biru
|
Lakmus
|
4.7 - 8.3
|
Merah – biru
|
Kresol merah
|
7.0 - 8.8
|
Kuning – merah
|
Timol biru
|
8.0 - 9.6
|
Kuning – biru
|
Identifikasi Larutan dengan bahan alami
Bahan-bahan yang dapat dijadikan untuk mengidentifikasi sifat
keasaman atau kebasaan suatu zat dinamakan indikator. Bahan-bahan indikator
biasanya akan berubah warna ketika berada pada larutan tertentu. Ada banyak
bahan di sekitar kita yang dapat berfungsi sebagai indikator, misalnya kulit
buah manggis. Kulit buah manggis yang berwarna ungu akan berubah menjadi
cokelat kemerahan jika berada dalam lingkungan asam. Dalam lingkungan basa,
ekstrak kulit buah manggis akan berubah menjadi warna biru kehitaman. Ekstrak
kembang sepatu yang berwarna merah jika ditambahkan ke larutan asam akan tetap
merah. Jika ditambahkan ke larutan basa akan berubah warna menjadi kuning kehijauan
(Sumarwan, dkk, 2007:67)
Tabel Perubahan Warna dari Beberapa Indikator Alam
Indikator alam
|
Warna Asli
|
Warna dalam Asam
|
Warna dalam Basa
|
Kubis Merah
|
ungu/ merah
lembayung
|
merah muda
|
Hijau
|
Bunga Sepatu
|
merah tua
|
Merah
|
Kuning
|
Bunga Mawar
|
ungu
|
Merah
|
Hijau
|
Bayam Merah
|
merah keunguan
|
merah muda
|
Kuning
|
Geranium
|
merah
|
jingga tua / orange
|
Kuning
|
Kunyit
|
jingga tua / orange
|
Kuning
|
Merah
|
Bunga Pacar
|
jingga tua / orange
|
Merah
|
Kuning
|
Indikator universal merupakan
campuran dari beberapa indikator yang memiliki perubahan warna berbeda,
sehingga semua perubahan warna itu menyatu dan sebagai hasilnya, indikator
universal ini memiliki perubahan dari merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu
atau disingkat mejikuhibiniu.
Warna-warna ini berasal dari
metil jingga, trayek pH antara 3 - 4 dengan perubahan warna merah - kuning,
metil merah, trayek pH 4 - 6 perubahan warnanya merah - kuning, brom timol biru
trayek pH 6 - 7,6 perubahan warnanya kuning - biru dan penolptalein trayek 8 -
10 tak berwarna - merah.
Trayek pH indikator universal terdapat pada setiap harga
pH. Warna merah pH 1-2; jingga pH 3-4; kuning pH 5-6; hijau pH 7; biru pH 8-9;
dst,nya.
Trayek perubahan warna dari beberapa indikator
:
|
|
Indikator
|
Trayek
Perubahan Warna
|
Perubahan
Warna
|
Lakmus
|
5,5-8,0
|
Merah-biru
|
Metil
Jingga
|
2,9-4,0
|
Merah-kuning
|
Metil
Merah
|
4,2-6,3
|
Merah-kuning
|
Bromtimol
biru
|
6,0-7,6
|
Kuning-biru
|
Fenolftalein
|
8,3-10,0
|
Tidak
berwarna-merah
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar