Kamis, 17 Mei 2012

INDIKATOR


Sejak dahulu orang sudah mencoba untuk mengidentifikasi sifat larutan dengan berbagai cara dari yang sangat sederhana, hingga menggunakan alat khusus. Cara yang baik adalah menguji larutan tersebut dengan suatu indikator (Syukri, 1999:387). Menurut Oxtobi, D. W. dkk (1998) indikator adalah zat warna larut yang perubahan warnanya tampak jelas dalam rentang pH yang sempit. Jenis indikator yang khas adalah asam organik yang lemah yang mempunyai warna berbeda dari basa konjugasinya. Lakmus berubah dari merah menjadi biru bila bentuk asamnya diubah menjadi basa.Indikator yang baik mempunyai intensitas warna sedemikian rupa sehingga hanya beberapa tetes larutan indikator encer yang harus ditambahkan ke dalam larutan yang sedang diuji. Konsentrasi molekul indikator yang sangat rendah hampir tidak berpengaruh terhadap pH larutan. Perubahan warna indikator mencerminkan pengaruh asam dan basa lainnya yang terdapat dalam larutan.
Untuk mengetahui suatu larutan bersifat asam, basa, dan netral dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1.      Identifikasi larutan dengan kertas lakmus
Sebenarnya, untuk mengetahui asam atau basanya suatu zat dapat dicicipi dengan menggunakan lidah. Akan tetapi, perlu kita ingat juga bahwa tidak semua zat aman bagi tubuh kita.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka untuk keperluan eksperimen, para ilmuan menciptakan lakmus. Lakmus adalah sejenis zat yang di peroleh dari jenis lumut kerak/liken (Rocella tinctoria), suatu simbiosis jamur dan alga. Lakmus yang banyak digunakan dalam laboratorium-laboratorium kimia sekarang ini tersedia dalam bentuk kertas. Sebagai indikator asam-basa, lakmus memiliki beberapa kelebihan antara lain adalah sebagai berikut.
·         Lakmus dapat berubah warnanya dengan cepat saat bereaksi dengan asam maupun basa. Warna yang terjadi pada lakmus dapat terlihat jelas. Lakmus akan berwarna merah dalam larutan asam dan akan berwarna biru dalam larutan basa.
·         Lakmus sukar bereaksi dengan oksigen dalam udara bebas, sehingga dapat bertahan lama.
·         Lakmus mudah di serap oleh kertas, sehingga di gunakan dalam bentuk kertas lakmus (agar zat lebih mudah meresap)
Kertas lakmus jenisnya ada dua, yaitu kertas lakmus merah & kertas lakmus biru.
·         Kertas lakmus warna biru. Di dalam larutan asam, warna kertas berubah menjadi merah, sedangkan di dalam larutan netral atau basa, warna kertas tidak berubah (tetap biru)
·         Kertas lakmus warna merah. Di dalam larutan basa, warna kertas berubah menjadi biru, sedangkan di dalam larutan netral atau asam, warna kertas tidak berubah (tetap merah) (Johari, J, M, C, dan Rachmawati, M, 2004:162).

2.      Identifikasi larutan dengan larutan indikator
Untuk mengidentifikasi sifat asam basa larutan, selain menggunakan kertas lakmus kita juga dapat menggunakan larutan yang berfungsi sebagai larutan indikator. Larutan indikator adalah larutan kimia yang akan berubah warna dalam lingkungan tertentu. Karena sifatnya yang berubah inilah. Larutan indikator dapat digunakan sebagai alat identifikasi larutan asam dan basa.
      Identifikasi larutan di laboratorium dapat menggunakan empat jenis larutan indikator, yaitu larutan fenolftalein, metil merah, metil jingga, dan bromtimol biru. Larutan indikator ini tidak seperti indikator lakmus yang mudah penggunaannya. Warna-warna yang terjadi pada larutan indikator jika dimasukkan ke dalam larutan asam dan basa, agak sulit diingat. Sebagai contoh larutan fenolftalein. Pada lingkungan asam, larutan fenolftalein tidak berwarna, di lingkungan basa berwarna merah, sedangkan di lingkungan netral tidak berwarna. Berarti, untuk membedakan apakah suatu larutan bersifat asam atau netral, tidak cukup hanya dengan menggunakan larutan fenolftalein.
      Larutan metil merah dapat membedakan antara larutan asam dengan larutan netral. Larutan asam yang ditetesi metil merah akan tetap berwarna merah, sedangkan larutan netral berwarna kuning. Akan tetapi, metil merah juga menyebabkan larutan basa berwarna kuning. Berarti, untuk mengetahui apakah suatu larutan bersifat basa atau netral kita tidak dapat menggunakan metil merah.
 Berbagai jenis Indikator


Indikator


Trayek pH

Perubahan warna
(dari pH rendah ke pH tinggi)

Metil hijau

0.2 - 1.8

Kuning – biru

Timol hijau

1.2 - 2.8

Kuning – biru

Metil jingga

3.2 - 4.4

Merah – kuning

Metil merah

4.0 - 5.8

Tidak berwarna – merah

Metil ungu

4.8 - 5.4

Ungu – hijau

Bromokresol ungu

5.2 - 6.8

Kuning – ungu

Bromotimol biru

6.0 - 7.6

Kuning – biru

Lakmus

4.7 - 8.3

Merah – biru

Kresol merah

7.0 - 8.8

Kuning – merah

Timol biru

8.0 - 9.6

Kuning – biru







      
















Identifikasi Larutan dengan bahan alami

Bahan-bahan yang dapat dijadikan untuk mengidentifikasi sifat keasaman atau kebasaan suatu zat dinamakan indikator. Bahan-bahan indikator biasanya akan berubah warna ketika berada pada larutan tertentu. Ada banyak bahan di sekitar kita yang dapat berfungsi sebagai indikator, misalnya kulit buah manggis. Kulit buah manggis yang berwarna ungu akan berubah menjadi cokelat kemerahan jika berada dalam lingkungan asam. Dalam lingkungan basa, ekstrak kulit buah manggis akan berubah menjadi warna biru kehitaman. Ekstrak kembang sepatu yang berwarna merah jika ditambahkan ke larutan asam akan tetap merah. Jika ditambahkan ke larutan basa akan berubah warna menjadi kuning kehijauan (Sumarwan, dkk, 2007:67)
Tabel Perubahan Warna dari Beberapa Indikator Alam
Indikator alam
Warna Asli
Warna dalam Asam
Warna dalam Basa
Kubis Merah
ungu/ merah lembayung
merah muda
Hijau
Bunga Sepatu
merah tua
Merah
Kuning
Bunga Mawar
ungu
Merah
Hijau
Bayam Merah
merah keunguan
merah muda
Kuning
Geranium
merah
jingga tua / orange
Kuning
Kunyit
jingga tua / orange
Kuning
Merah
Bunga Pacar
jingga tua / orange
Merah
Kuning

Indikator universal merupakan campuran dari beberapa indikator yang memiliki perubahan warna berbeda, sehingga semua perubahan warna itu menyatu dan sebagai hasilnya, indikator universal ini memiliki perubahan dari merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu atau disingkat mejikuhibiniu.
Warna-warna ini berasal dari metil jingga, trayek pH antara 3 - 4 dengan perubahan warna merah - kuning, metil merah, trayek pH 4 - 6 perubahan warnanya merah - kuning, brom timol biru trayek pH 6 - 7,6 perubahan warnanya kuning - biru dan penolptalein trayek 8 - 10 tak berwarna - merah.
Trayek pH indikator universal terdapat pada setiap harga pH. Warna merah pH 1-2; jingga pH 3-4; kuning pH 5-6; hijau pH 7; biru pH 8-9; dst,nya.
Trayek perubahan warna dari beberapa indikator  :




Indikator
Trayek Perubahan Warna
Perubahan Warna
Lakmus
5,5-8,0
Merah-biru
Metil Jingga
2,9-4,0
Merah-kuning
Metil Merah
4,2-6,3
Merah-kuning
Bromtimol biru
6,0-7,6
Kuning-biru
Fenolftalein
8,3-10,0
Tidak berwarna-merah



Tidak ada komentar:

Posting Komentar