Termokimia adalah cabang dari ilmu kimia
yang mempelajari hubungan antara reaksi dengan panas atau studi tentang
perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia. Alat yang digunakan untuk mengukur
kalor reaksi adalah Kalorimeter.
Setiap reaksi kimia selalu disertai
dengan perubahan energi dalam bentuk kalor, yaitu dengan cara melepaskan
sejumlah kalor (reaksi eksoterm) atau menyerap kalor (reaksi endoterm). Reaksi
eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan. Pada reaksi eksoterm umumnya suhu sistem naik, adanya kenaikan suhu
inilah yang mengakibatkan sistem melepaskan kalor ke lingkungan. Sedangkan
reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari
lingkungan ke sistem. Pada reaksi endoterm umumnya ditunjukkan oleh adanya
penurunan suhu. Adanya penurunan suhu sistem inilah yang mengakibatkan
terjadinya penyerapan kalor oleh system. Jumlah kalor yang dipindahkan untuk
suatu reaksi diantara sistem dan lingkungannya pada tekanan tetap yang disebut
kalor reaksi yang disebut ∆H.
Hukum Termodinamika I menyatakan bahwa energi tidak
dapat diciptakan maupun dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke
bentuk lain. Oleh karena itu, jumlah energi yang diperoleh oleh sistem akan
sama dengan jumlah energi yang dilepaskan oleh lingkungan. Sebaliknya, jumlah
energi yang dilepaskan oleh sistem akan sama dengan jumlah energi yang
diperoleh oleh lingkungan.
Oleh karena energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan,
maka dalam suatu reaksi kimia, energi yang dilepaskan oleh sistem dalam bentuk
kalor akan diserap oleh lingkungan. Reaksinya disebut reaksi eksoterm.
Sebaliknya, dalam reaksi dimana energi diserap oleh sistem dalam bentuk kalor
akan sama dengan energi yang dilepaskan oleh lingkungan. Reaksinya disebut
reaksi endoterm.
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan
perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan. Dalam hal ini sistem melepaskan
kalor ke lingkungan. Pada reaksi eksoterm umumnya suhu system naik. Adanya
kenaikan suhu inilah yang mengakibatkan sistem melepaskan kalor ke lingkungan.
Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan
perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem. Dalam reaksi ini, kalor diserap
oleh sistem dari lingkungannya. Pada reaksi endoterm umumnya ditunjukkan oleh
adanya penurunan suhu. Adanya penurunan suhu sistem inilah yang mengakibatkan
terjadinya penyerapan kalor oleh sistem.

W
= p . ΔV
Setelah
kerja sistem menyimpan sejumlah energi yang disebut energi dalam (U). Secara
matematis, perubahan energi dalam dirumuskan sebagai berikut :

Δ U = Δ q ± Δ
V
Jumlah kalor dari hasil reaksi kimia
dapat diukur dengan suatu alat yang disebut dengan kalorimeter. Jumlah kalor
yang diserap oleh kalorimeter untuk menaikkan suhu 1 derajat disebut tetapan kalorimeter,
satuannya JK-1. Kalorimeter sederhana dapat dibuat dari wadah gelas
yang bersifat isolator. Dengan alat yang bersifat isolator dianggap wadah/gelas
tersebut tidak menyerap kalor yang terjadi pada saat reaksi atau perubahan
kalor yang terjadi selama reaksi dianggap tidak ada yang hilang.

q = m. C.
∆T
Keterangan
:
q
= Perubahan Kalor (J)
m
= Massa zat (g)
C = Kalor jenis zat (J/g.C)
∆T = Perubahan suhu (○C)
|
Oleh karena dianggap tidak ada kalor yang diserap
maupun dilepaskan oleh sistem ke lingkungan selama reaksi berlangsung, maka

qreaksi + qkalorimeter + qlarutan = qsistem
Tidak ada komentar:
Posting Komentar